




Samboja-Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Kalimantan Timur melalui Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis (PKT) menggelar Workshop Pemetaan Daerah Rawan Bencana bagi Relawan Pemadam Kebakaran Kecamatan Samboja yang berlangsung pada 19–21 November 2025.
Hadir Camat Samboja Barat Burhanuddin, S.Ag., M.Si., Kapolsek Samboja Sarlendra Satria Yudha, S.Kom., M.T., M.Sc., Danramil 0906-06/Samboja Kapten Kav Jimmi Purba, panitia, serta para relawan Damkar dari berbagai kelurahan di Samboja. Workshop ini menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kemampuan relawan dalam memahami potensi kerawanan wilayah dan kesiapsiagaan bencana.
Dalam sambutannya, Camat menyampaikan apresiasi atas dipilihnya Samboja sebagai lokasi penyelenggaraan. Ia menjelaskan bahwa Samboja memiliki karakter geografis beragam—mulai dari pesisir, kawasan padat penduduk, area perkebunan, hingga hutan—yang rentan terhadap berbagai jenis bencana seperti kebakaran, banjir, tanah longsor, dan kecelakaan air. Karena itu, relawan Damkar perlu dibekali kemampuan pemetaan yang baik sebelum melakukan tindakan di lapangan.
Selama tiga hari, peserta menerima materi tentang pengantar kebencanaan, metode pemetaan, penggunaan GPS dan kompas, identifikasi titik bahaya, serta praktik pemetaan lapangan. Pada akhir kegiatan, peserta akan menghasilkan peta risiko kelompok sebagai produk utama workshop.
Camat menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor—pemerintah kecamatan, kepolisian, TNI, relawan Damkar, dan pemerintah provinsi—untuk meningkatkan efektivitas mitigasi bencana. “Dengan sinergi yang baik, Samboja dapat menjadi kecamatan yang lebih aman dan tangguh,” ujarnya.
Workshop resmi dibuka dengan harapan seluruh peserta mengikuti kegiatan secara maksimal dan mampu menerapkan ilmu yang diperoleh dalam tugas pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini diharapkan memperkuat kompetensi relawan serta mendukung upaya mitigasi bencana di Samboja.
Foto: Agus Bastian





